Tepatnya tanggal 28 Desember 2013, saya sekeluarga merencanakan untuk berenang. selama ini kami tidak pernah berenang di tempat yang sama untuk kedua kalinya, alasannya simpel, karena kami ingin menikmati semua kolam renang yang ada di kota bogor. sekilas kenangan aja, untuk pertama kali raisha berenang umur 8 bulan, bersama tetangga samping rumah kami, keluarga Ferry, yang sehari-hari kami panggil Pakdhe, di kolam renang Taman Pajajaran, Bantarkemang Bogor. saat itu Raisha masih takut air, renang diakhiri dengan menangis hehe
Selanjutnya yang kedua, kami berenang ke Fishing Valley, Karadenan Bogor, bersama-sama dengan Family club MBR, keluarga Ferry, Keluarga Taufik, dan keluarga Dito. Raisha mulai enjoy masuk air, karena banyak temannya juga, ada Salsa, Azra, Rani dan Rafa serta Bima.
berenang yang mulai enjoy buat Raisha adalah di Tirtania, Pamoyanan Bogor. lokasinya cukup jauh dari rumah kami, tapi lokasinya cukup oke buat berenang, cukup murah meriah dengan fasilitas yang tersedia, kolamnya banyak, dan airnnya cukup dingin, berasa air pegunungannya.
Selanjutnya, Raisha berenang di Taman Syuro, Majalengka namun cuma sebentar, karena Raisha muntah dan Agi (sepupu Raisha) tidak jadi datang. trus acara renang selanjutnya di kolam Renang Surya Kadipaten, Majalengka bersama Agi, Bun2 dan Abi (kakak, dan kakak Ipar saya). saat ini dia mulai menikmati berenang.
Setelah kembali lagi di Bogor, Raisha dan Rayyandra saya bawa ke kolam renang Taman Parahyangan 1, Cimahpar karena lokasinya dekat dengan rumah, disitu Raisha udah mulai mengapung dengan ban dan menikmati air dengan papahnya.
Di sekolahan Raisha juga berenang di kolam renang daerah Sentul, bersama saya meski datang terlambat tapi sangat enjoy berenang, malah dia berani main perosotan dan nyebur sendiri ke kolam renangnya.
dan ketika hampir sebulan tidak berenang, karena cuaca hujan terus, kami memutuskan berenang sabtu pagi itu. sebelum berangkat dengan saya, Raisha dan Papahnya malah menyempatkan dulu untuk survey lokasi ke saung Dolken itu. namun katanya tidak boleh masuk oleh satpam. jadi hanya bertanya saja apakah bisa berenang disitu, meskipun tidak menginap, ternyata bisa.
tepat jam 9.00 wib saya dan keluarga keluar rumah, tujuannya ke loket PDAM dulu untuk bayar tagihan air terus baru ke saung Dolken untuk berenang. ternyata loket PDAM tutup, dan buka lagi tanggal 2 Januari 2014. dari loket PDAM kami langsung menuju saung Dolken. masuk dan parkir, kemudian kami di arahkan ke kasir di gate depan resort, kami bayar tiket @25rb untuk satu orang, total 75rb untuk bertiga, karena saya juga ingin berenang, biasanya hanya Raisha dan Papahnya saja hehe (kecuali di jadwal berenang sekolah, karena Papahnya kerja).
kolam renangnya, terpisah dengan resort/penginapan. letaknya di sebelah kanan dari pintu masuk. kolam renangnya dibagi dua, untuk kolam dewasa, sekitar 170cm kedalamannya dan panjang 25m X 10m kurang lebih, sedangkan untuk kolam renang anak-anak ukurannya lebih kecil hanya sekitar 10 X 5 m saja dan kedalamannya sekitar 60cm. saya agak kesulitan untuk mencari tempat ganti pakaian, bertanya ke petugas-nya, ternyata disitu memang tidak ada untuk tempat ganti pakaian khusus ataupun tempat bilas seperti biasa kita di kolam renang, saya di antar ke toilet khusus saung warrohmah, salah satu saung/tepat inap yang biasanya di sewakan, itupun kondisinya sangat, sangat jorok dan kotor sekali, alasannya siy sedang di renovasi (hmm, kalo saya jadi manager-nya siy, it's no excuse, hehe) setelah berganti pakaian dengan pakaian renang, saya lalu kembali ke tempat duduk dimana Raisha, Doni dan Rayyandra menunggu.
Lalu, saya dan Raisha masuk ke kolam renang anak-anak. Raisha agak ogah2an masuk air, ia meminta saya untuk mengambilkan ban, saya ambil ban yang ada disitu (tepatnya saya meminta ban, yang sedang dipakai oleh anak yang sedang main), ban-nya hitam saja Raisha tidak mau, ia melihat ban yang berbentuk bebek, seperti punya Agi, saya minjam lagi ke anak-anak yang ada disitu hehe.
kemudian Raisha melihat tempat renang yang ada air mancurnya, ia ingin main disitu, saya kemudian menuntun nya kesitu, hingga tiba-tiba kaki saya seperti ada yang menarik, spontan saya tarik kaki saya, namun apa daya, tarikan ke bawah itu lebih besar dibanding tenaga saya, kaki saya makin tersedot masuk kedalam saluran air pembuangan, sangat sakit sekali, benar benar sakit, hingga saya teriak-teriak minta tolong pada Doni, yang saat itu berada jauh di ujung kolam dewasa, saat itu saya benar benar panik, shock, sakit tiada tara dan takut, karena sedotannya sangat kencang menarik kaki saya terus, sementara Doni dengan panik berlari masuk kolam berusaha menolong saya dengan tangan yang lain mengendong Rayyandra. beberapa saat Doni mencoba menarik kaki saya, tapi tidak berhasil, karena melawan vakum dari kompressor yang kekuatannya besar, Doni pun teriak-teriak minta tolong dengan panik karena melihat wajah saya mulai pucat pasi, barulah saat itu petugas-petugas dari pihak saung Dolken berdatangan disusul dengan pengunjung lain. keadaan semakin panik ada yang menarik kaki saya, namun tidak berhasil, untung ada yang langsung mematikan kompressor hingga kaki saya terlepas dari pipa saluran pembuangan air itu.
saya langsung diangkat Doni ke pinggir kolam, yang lain mengerubuti saya, saya nangis sejadi-jadinya karena kaki saya bengkak dan luka gores, tidak bisa ditapakkan, dan tidak bisa diangkat, benar-benar sakit sekali. kemudian Doni menepikan saya ke saung/tempat duduk disitu saya diberi suncream sama pengunjung yang lain dan dihampiri oleh seorang petugas saung dolken, dan dia menyatakan maaf, serta menyatakan bahwa saung dolken menanggung biaya berobat ke dokter/rumah sakit.
to be continue ya..pegel ngetiknya niy hehe
Early Morning
Rabu, 01 Januari 2014
Jumat, 27 Desember 2013
Catatan dari Hoka-Hoka Bento Padjajaran Bogor
Hari rabu yang lalu, tepatnya 25 Desember 2013, saya sekeluarga menyempatkan diri untuk makan siang di Hoka-Hoka Bento, Jl Padjajaran Bogor. setelah beberapa waktu lalu ada iklan perubahan menu di Hokben, ini kali pertama keluarga saya berkunjung lagi.
Saat masuk seperti biasa kami disambut dengan ucapan selamat datang. setelah itu saya mengantri di depan rel tray, sampai disini suasana dan tata letak restauran siap saji asal jepang ini masih seperti dulu, tidak tampak perubahan yang mencolok. lalu pandangan saya arahkan pada neon sign/bilboard menu. disitu terlihat sistem penawaran yang berbeda, kalau dulu ada namanya paket A,B, C , D skarang berganti dengan 3 jenis pilihan menu, yang saya masih belum familiar namanya. saat saya masih mengamati dengan seksama pilihan menu yang baru, petugas hokben menanyakan dengan sopan, apa yang menjadi pesanan saya.
kemudian saya pesan menu favorit yang harganya tertera 39 ribuan (belum pajak) dan satu menu regular harganya 22ribuan. mangkuk nasi yang biasanya diberi di awal, sekarang tidak. saya langsung ditawari untuk pilihan teriyaki-nya apakah yang manis, yang gurih atau lada hitam, saya pilih gurih dan manis. ada sedikit yang menganggu saya saat itu, pelayanan yang diberikan standar namun tidak saya temukan keramahan yang biasa saya dapatkan saat mengunjungi gerai hokben ini. hingga sampai ke rel tray depan kasir, saya tidak dipandu bahwa nanti saya akan mendapatkan nasi, teh hijau dan sop tahu di akhir, saat pembayaran. begitu juga dengan kasirnya, tidak saya temukan keramahan yang biasa saya dapatkan disini. pun ketika selesai saya membayar, saya dibiarkan kerepotan dengan membawa pesanan makanan saya.
sekilas saya amati, wajah wajah petugas yang tegang, terkesan tidak ramah. mungkin karena tekanan pekerjaan dan kelelahan. hal yang dimaklumkan, namun biasanya akan cair dengan munculnya seorang manager atau supervisor yang lebih fresh dan ramah, pikir saya dalam hati. ternyata harapan saya keliru, beberapa saat kemudian muncul seorang wanita yang memerintah petugas-petugas itu dengan tanpa ekspresi.
keterganguan saya selanjutnya adalah pada peralatan makan yang jadi pilihan baru Hokben. pertama untuk tempat masakannya sekarang lebih mirip nampan, terbuat dari plastik memanjang ceper, kemudian tempat mangkuk nasi, yang dulu berwarna hitam senada dengan piring, sekarang berubah berwarna putih dan senada pula dengan nampannya. sedikit masalah juga dengan mangkuk nasi itu, yang didesain untuk di pegang tangan, menjadi hal yang menganggu bila digunakan untuk yang terbiasa dengan mangkuk yang lurus.
sampai disini, cukup dulu saya mereview hasil kunjungan keluarga kami ke hokben, secara umum kami masih mencintai restauran ini dibandingkan dengan restoran siap saji lain, yang menu utamanya menyediakan ayam goreng.
Hari rabu yang lalu, tepatnya 25 Desember 2013, saya sekeluarga menyempatkan diri untuk makan siang di Hoka-Hoka Bento, Jl Padjajaran Bogor. setelah beberapa waktu lalu ada iklan perubahan menu di Hokben, ini kali pertama keluarga saya berkunjung lagi.
Saat masuk seperti biasa kami disambut dengan ucapan selamat datang. setelah itu saya mengantri di depan rel tray, sampai disini suasana dan tata letak restauran siap saji asal jepang ini masih seperti dulu, tidak tampak perubahan yang mencolok. lalu pandangan saya arahkan pada neon sign/bilboard menu. disitu terlihat sistem penawaran yang berbeda, kalau dulu ada namanya paket A,B, C , D skarang berganti dengan 3 jenis pilihan menu, yang saya masih belum familiar namanya. saat saya masih mengamati dengan seksama pilihan menu yang baru, petugas hokben menanyakan dengan sopan, apa yang menjadi pesanan saya.
kemudian saya pesan menu favorit yang harganya tertera 39 ribuan (belum pajak) dan satu menu regular harganya 22ribuan. mangkuk nasi yang biasanya diberi di awal, sekarang tidak. saya langsung ditawari untuk pilihan teriyaki-nya apakah yang manis, yang gurih atau lada hitam, saya pilih gurih dan manis. ada sedikit yang menganggu saya saat itu, pelayanan yang diberikan standar namun tidak saya temukan keramahan yang biasa saya dapatkan saat mengunjungi gerai hokben ini. hingga sampai ke rel tray depan kasir, saya tidak dipandu bahwa nanti saya akan mendapatkan nasi, teh hijau dan sop tahu di akhir, saat pembayaran. begitu juga dengan kasirnya, tidak saya temukan keramahan yang biasa saya dapatkan disini. pun ketika selesai saya membayar, saya dibiarkan kerepotan dengan membawa pesanan makanan saya.
sekilas saya amati, wajah wajah petugas yang tegang, terkesan tidak ramah. mungkin karena tekanan pekerjaan dan kelelahan. hal yang dimaklumkan, namun biasanya akan cair dengan munculnya seorang manager atau supervisor yang lebih fresh dan ramah, pikir saya dalam hati. ternyata harapan saya keliru, beberapa saat kemudian muncul seorang wanita yang memerintah petugas-petugas itu dengan tanpa ekspresi.
keterganguan saya selanjutnya adalah pada peralatan makan yang jadi pilihan baru Hokben. pertama untuk tempat masakannya sekarang lebih mirip nampan, terbuat dari plastik memanjang ceper, kemudian tempat mangkuk nasi, yang dulu berwarna hitam senada dengan piring, sekarang berubah berwarna putih dan senada pula dengan nampannya. sedikit masalah juga dengan mangkuk nasi itu, yang didesain untuk di pegang tangan, menjadi hal yang menganggu bila digunakan untuk yang terbiasa dengan mangkuk yang lurus.
sampai disini, cukup dulu saya mereview hasil kunjungan keluarga kami ke hokben, secara umum kami masih mencintai restauran ini dibandingkan dengan restoran siap saji lain, yang menu utamanya menyediakan ayam goreng.
Rabu, 25 Desember 2013
Asalamualaikum, welcome Blog
Di awal hari tanggal 26 Desember 2013, saya mulai menuliskan tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, dicita-citakan, apa saja yang telah terjadi dan mungkin apa saja rencana kedepannya.
semoga menjadikan saya lebih baik lagi sebagai manusia, lebih berguna bermanfaat, bisa dbanggakan keluarga dan juga mampu membawa bekal yang banyak kebaikannya untuk di akherat kelak. aamiin
So, Guy, this is me, Annisa Cholirohmani. saya wanita, anak ke 3 dari 3 bersaudara, ayah saya Drs.H. Noor Elly Kosim, sekarang pensiunan Guru dan Ibu saya tercinta adalah Hj.Nelly Kurniawati yang memiliki banyak aktifitas senam, dan berkebun.
saya sekarang sebagai Ibu dari 3 orang anak juga, anak pertama saya Rajendra Rakha Cannavaro (alm) lahir tanggal 9 Maret 2007. dan wafat tanggal 3 Juni 2010. ini adalah pertama kali nikmat berkah Alloh yang terdalam saya rasakan tentang kehilangan. setelah itu hampir setahun kemudian tepatnya tanggal 19 Maret 2011, anak kedua saya lahir dan bernama Raisha Kirana, sekarang usianya 2 tahun 9 bulan 8 hari. ia seorang anak perempuan yang sehat, enerjik, keras kepala, cerdas, menguasai beberapa lagu anak-anak seperti, topi saya bundar, balonku, bintang kecil, satu-satu sayang ibu, tiktik bunyi hujan, cicak-cicak di dinding, dan banyak lagi lagu-lagu anak yang ia kuasai. hapalan doa-doanya juga alhamdulilah, doa sehari-hari yang paling hapal adalah doa bangun tidur, selebihnya ujung-ujungnya saja hehe. saat ini Raisha Kirana,sedang menyukai tv serial kartun anak-anak Marsha & the Bear, Upin-Ipin dan Gregous Goerge.
anak yang ke tiga saya adalah Rayyandra Gavriel, ia bayi berumur 2 bulan, 21 hari, ia lahir pada 5 oktober 2013, pukul 2.30 dini hari. dengan bantuan bidan desa, yang bernama bidan Desi. dirumah orangtua saya, majalengka. alhamdulillah ia tumbuh menjadi bayi yang sehat, sempurna tidak kurang satu apapun, dan semoga selanjutnya anak-anak saya bisa terus tumbuh sehat, berkembang jiwa dan rohaninya menjadi manusia yang cerdas, berbudi, berakhlakul kharimah, bermanfaat untuk manusia lain, diberkahi terus oleh Alloh SWT di dunia maupun di akherat, aamiin.
semoga menjadikan saya lebih baik lagi sebagai manusia, lebih berguna bermanfaat, bisa dbanggakan keluarga dan juga mampu membawa bekal yang banyak kebaikannya untuk di akherat kelak. aamiin
So, Guy, this is me, Annisa Cholirohmani. saya wanita, anak ke 3 dari 3 bersaudara, ayah saya Drs.H. Noor Elly Kosim, sekarang pensiunan Guru dan Ibu saya tercinta adalah Hj.Nelly Kurniawati yang memiliki banyak aktifitas senam, dan berkebun.
saya sekarang sebagai Ibu dari 3 orang anak juga, anak pertama saya Rajendra Rakha Cannavaro (alm) lahir tanggal 9 Maret 2007. dan wafat tanggal 3 Juni 2010. ini adalah pertama kali nikmat berkah Alloh yang terdalam saya rasakan tentang kehilangan. setelah itu hampir setahun kemudian tepatnya tanggal 19 Maret 2011, anak kedua saya lahir dan bernama Raisha Kirana, sekarang usianya 2 tahun 9 bulan 8 hari. ia seorang anak perempuan yang sehat, enerjik, keras kepala, cerdas, menguasai beberapa lagu anak-anak seperti, topi saya bundar, balonku, bintang kecil, satu-satu sayang ibu, tiktik bunyi hujan, cicak-cicak di dinding, dan banyak lagi lagu-lagu anak yang ia kuasai. hapalan doa-doanya juga alhamdulilah, doa sehari-hari yang paling hapal adalah doa bangun tidur, selebihnya ujung-ujungnya saja hehe. saat ini Raisha Kirana,sedang menyukai tv serial kartun anak-anak Marsha & the Bear, Upin-Ipin dan Gregous Goerge.
anak yang ke tiga saya adalah Rayyandra Gavriel, ia bayi berumur 2 bulan, 21 hari, ia lahir pada 5 oktober 2013, pukul 2.30 dini hari. dengan bantuan bidan desa, yang bernama bidan Desi. dirumah orangtua saya, majalengka. alhamdulillah ia tumbuh menjadi bayi yang sehat, sempurna tidak kurang satu apapun, dan semoga selanjutnya anak-anak saya bisa terus tumbuh sehat, berkembang jiwa dan rohaninya menjadi manusia yang cerdas, berbudi, berakhlakul kharimah, bermanfaat untuk manusia lain, diberkahi terus oleh Alloh SWT di dunia maupun di akherat, aamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)